Pengalaman Menggunakan Thamuz: Sustain Tinggi dan War Tak Berhenti

1. Sustain Tinggi: Bukan Karena Tebalnya HP, tapi dari Mekanik Skill-nya

Pengalaman Menggunakan Thamuz: Sustain Tinggi dan War Tak Berhenti – Halo Sobat Tangorecordings! Banyak pemain mengira Thamuz tidak mati-mati karena “HP-nya tebal”. Ini asumsi yang menyesatkan. Yang membuat Thamuz kuat bertahan hidup adalah dua hal:

  1. Scorching Lava (Pasif) yang terus memberi damage dan healing berskala
  2. Cauterant Inferno (Ultimate) yang meningkatkan regen dan damage saat ia berada dalam jarak serang

Dengan kata lain, sustain-nya aktif ketika Thamuz terus memukul, bukan ketika ia lari menjauh. Ini memberi karakteristik unik: Thamuz justru bertahan lebih lama saat bertarung, bukan saat kabur.

Ini melawan insting dasar pemain baru yang biasanya mundur saat sekarat padahal ultinya justru butuh ia untuk tetap adu jotos.


2. Gaya War Tanpa Henti—Tapi Tidak Bisa Dilakukan Sembarangan

Thamuz punya reputasi sebagai hero yang bisa “nyelonong masuk”, tapi pengalaman bermain membuktikan bahwa itu hanya benar kalau kamu memilih target yang tepat.

Ia bisa melakukan war tanpa henti karena:

  • Cooldown skill-nya cepat
  • Regen dari ulti sangat kuat
  • Damage per detiknya stabil
  • Pemakaiannya tidak bergantung pada mana

Namun banyak pemain salah mengartikannya: mereka menganggap Thamuz bisa masuk ke lima musuh sekaligus dan tetap selamat. Padahal, kemampuan bertahan Thamuz berasal dari total damage yang ia hasilkan, bukan dari ketebalan stat semata.

Jika kamu masuk ke hero yang punya suppress atau burst sangat cepat—misalnya Frederic, Paquito, atau Cecillion yang sudah penuh stack—sustain itu langsung runtuh.

Jadi war tanpa henti itu bukan soal nekat, tetapi soal membaca situasi.


3. Pressure di Lane Sangat Konsisten

Dalam EXP lane, Thamuz termasuk lane bully yang stabil. Pengalamannya di lane terasa kuat karena ia punya:

  • Clear wave bagus
  • Damage awal yang lebih tinggi daripada banyak fighter lain
  • Kemampuan zoning yang bagus berkat skill 1 dan pasif
  • Regen yang membuatnya sulit di-poke

Tapi asumsi “menang lane otomatis menang game” tidak selalu berlaku. Thamuz memang menekan lane, tetapi ia tidak punya mobilitas yang cukup cepat untuk rotasi agresif seperti Yu Zhong atau Paquito. Jadi keunggulan lane harus diterjemahkan menjadi:

  • Kontrol turtle
  • Tekanan area mid
  • Tim yang bisa memanfaatkan kehadirannya

Jika itu tidak terjadi, keunggulan lane Thamuz sering kali hilang begitu masuk mid game.


4. Thamuz Kuat di Pertarungan Panjang—Tapi Lemah di Burst Instan

Inilah paradoks Thamuz: ia terlihat seperti tank padahal sebenarnya rentan sekali terhadap burst singkat. Pengalaman bertanding menunjukkan bahwa Thamuz:

  • Sangat kuat melawan hero DPS (damage per second)
  • Rapuh melawan hero burst instan
  • Butuh waktu untuk “panas” saat ulti aktif

Banyak pemain salah kaprah menganggap Thamuz selalu kuat. Padahal, ia kesulitan menghadapi lawan seperti:

  • Gusion
  • Lancelot
  • Dyrroth
  • Yin
  • Brody burst build

Begitu mereka meledakkan damage dalam 1 detik, sustain Thamuz tidak sempat aktif sepenuhnya.


5. Mobilitasnya Cukup Baik—Tapi Tidak Fleksibel

Skill 1 Thamuz memang memberi dash, tetapi dash-nya:

  • Pendek
  • Tidak bisa digunakan berulang-ulang
  • Mudah dibaca lawan

Ia bukan tipe hero yang bisa mengendalikan jarak seperti Paquito atau Chou. Mobilitasnya cukup untuk mengejar target lambat, tapi tidak cukup untuk menghindari hero lincah.

Ini membuat Thamuz sering harus memutuskan dengan jelas: masuk atau mundur. Tidak ada opsi abu-abu. Salah langkah sedikit, sulit kembali ke posisi aman.


6. Team Fight: Konstan, Konsisten, tapi Tidak Meledak

Dalam team fight, Thamuz bukan inisiator seperti Tigreal, bukan finisher seperti Aldous, bukan zoner seperti Yu Zhong. Ia adalah dealer damage konstan yang membuat musuh perlahan-lahan kalah HP jika membiarkannya hidup terlalu lama.

Kekuatan utamanya di team fight:

  • Damage area berkelanjutan
  • HP regen yang sulit ditangani tanpa burst
  • Kemampuan melemahkan posisi lawan dengan tekanan jarak pendek

Namun ada batasan yang perlu dipertimbangkan:

  • Ia tidak punya CC keras
  • Butuh berada sangat dekat dengan musuh
  • Rentan terhadap hero long-range
  • Tidak bisa menciptakan momen sendiri tanpa bantuan tim

Jadi performa Thamuz sangat tergantung pada komposisi tim. Ia bersinar ketika tim punya:

  • Inisiator kuat
  • Roamer yang bisa mengunci lawan
  • Mage yang memberikan burst awal

Tanpa itu, ia hanya terlihat seperti petarung yang masuk tapi tidak mendapat follow-up.


Kesimpulan

Pengalaman menggunakan Thamuz selalu terasa intens: ia mengajakmu untuk terus maju, bertarung, dan menjaga tekanan tanpa berhenti. Sustain-nya memang tinggi, tetapi bukan berasal dari stat yang besar—melainkan dari mekanik skill yang menuntutmu terus berada dalam jarak pukul.

Kekuatan utamanya:

  • Regen kuat saat ulti aktif
  • Damage konstan dan area
  • Lane control yang bagus
  • Kemampuan war panjang

Namun kelemahannya sama signifikan:

  • Rentan terhadap burst
  • Mobilitas terbatas
  • Sulit menciptakan momen sendiri
  • Bergantung pada positioning dan timing

Dengan kata lain, Thamuz unggul di pertarungan panjang, tetapi tidak bisa menghadapi semua kondisi. Ia butuh pemilihan target, tim yang kompak, dan keberanian terukur, bukan sekadar maju tanpa pikir panjang.


Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *